Sunday, January 22, 2012

How could you differentiate the night and the shadow?


If there were dreams to sell,
What would you buy?
Some cost a passing bell;
Some a light sigh,
That shakes from Life’s fresh crown
Only a rose-leaf down.
If there were dreams to sell,
Merry and sad to tell,
And the crier rung the bell,
What would you buy?
(Dream-Pedlary)

Kenapa notes saya itu diawali oleh sebuah judul yang rada gothic dan kemudian serangkaian puisi jadul? (jawaban anda mungkin: “nya teuing atuh? note-note maneh, naha nanya ka urang??”), dan memang rada tidak berkaitan. Tapi, mari kita renungkan beberapa hari…silahkan!
Yah, jika terlalu lama, sudahlah, mari kita diskusikan. Saya akan mulai notes ini dengan sebuah tema dasar, yaitu: MIMPI.
Cerita dulu sebentar, itung-itung prologue lah. Sebenarnya ini kisah pribadi yang malam sebelumnya telah bermimpi sangat absurd, hambar, to be kontinyu tapi over all, rame. Menemukan seonggok wanita di pinggiran kali berair keruh dengan dengan property sebuah perahu tanpa awak berpalka biru langit, dengan lambung agak  lebar seukuran kandang tapir bunting di luar nikah yang terlalu besar namun akan kekecilan untuk ukuran kandang gajah yang tengah puber dan sering di tolak gajah betina. Hamparan eceng gondok di tepiannya sampai hamper ke tengah kali, hijau mirip salah satu sisi bagian kasar spon buat nyuci piring. Miris kalau dideskripsikan, saking luas dan disulpatilaminasasionaitikum (sumpah, ini kata bikinan sendiri, ga tau artinya apa,, anggap lah artinya: absurd). Diperkirakan setting mimpi itu mungkin di daerah Ciledeh Kehed atau sekitaran Ujungtarang lah, namun dengan bujur lintang dan koordinat yang melenceng beberapa derajat dari cakrawala, ya katakanlah begitu. Dia duduk bersilang kaki, berbaju cokelat muda dengan motif bunga(-bunga)-----owh iya, sedikit intermezzo, menurut acuan internasional tentang warna, dijelaskan bahwa: Brown means Stability, masculinity, reliability, comfort, endurance, simplicity, friendship.  International significance in Colombia, brown means discourages sales; while in India means the color of mourning. In another International significance such as in Korea, brown (pastels) means trust-----dan blue jeans warna hitam (kenapa?? Ada yang aneh?? koq jadi kerung gitu membacanya??), saya tidak memperhatikan sepatunya, tapi ya oke lah, anggap saja dia memakai Prada warna merah dan tas LV kulit bertali motif rantai seperti emas ternganga di sebelahnya. Dia duduk di posisi agak miring ke kanan, dengan rambut sebahu tertiup angin, tahi lalat mempermanisnya di bibir kiri, sehingga menghasilkan senyum yang juga manis. Wanita tak berpapan nama itu cuma senyum-senyum aja dalam scene tersebut, tanpa stunt-woman, asli itu mah dia, yakin dan pasti. Saya pernah bertemu dengan wajah oval tersebut, saya tahu namanya, tahu wajahnya dalam versi lain tanpa rambut, entah dimana, di facebook mungkin, dan saya tidak berani mengatakan namanya, ini pembunuhan karakter namanya, it’s character assassination!!!! Mimpi itu terasa nyata sekali, hampir tidak bisa dibedakan antara mimpi dan bukan mimpi (saya sengaja tidak memakai binary tapi gradasi, dengan alasan tertentu). Mimpi itu bertindak dengan caranya sendiri, mempermainkan syaraf tak-sadar kita untuk melakukan hal di luar kewajaran. Dan dengan caranya sendiri, mimpi itu menguap pun asik dan menarik. Dia berdiri dan menghilang ditelan kabut, entah kemana. Tidak ada pesan sedikit pun, entah itu enkripsi nomer hape ataupun secarik kertas (dengan analogi huruf-huruf ceker ayampun, tidak ada, pemirsa). Saya terbangun, terheran-heran, mengingat-ngingat sebentar, kemudian tidur lagi karena masih jam 5 pagi (mengingat alarm di Hape saya berdering pukul 05.15, masih ada 15 menit untuk menuntaskan mimpi tadi, jika mungkin. Mari kita nominalkan 15 menit di atas merunut pada kalkulasi billing di warnet dengan tariff per-jam Rp.3,000; maka 15 menit saya itu berharga Rp. 750!lumayan bukan? dan tidak penting bukan? terima kasih kembali). Baru pada siang harinya saya ingat akan sosok itu. Yah, itu dia, dia,,tak salah lagi. Terima kasih telah datang di mimpi saya, semoga kapan-kapan dipertemukan dengan cara-Nya yang akan kita anggap “kebetulan belaka” padahal bukan, bisa jadi itu jodoh?!tapi untuk sementara, di mimpi pun menyenangkan meski tanpa dialog seperti film Charlie Chaplin.
Pernahkah anda bermimpi dikejar setan? Dikejar orang gila? Atau mungkin dikejar rentenir? Kadang saat bangun, kita butuh air minum karena haus bukan kepalang atau minuman pengganti ion tubuh, ah sayangnya saya ga di sponsori produk itu, jadi ga bisa nyebutin merknya, padahal kalau saja di endorse Pocari Sweat (ehhh,,!). Pernahkah anda merasa cape, pegel, dan basah saat bangun tidur? (dalam bahasa Belanda-nya: ngesang sa awak-awak). Karena mimpi jadi atlet lari marathon 42 kilometer PP dengan sepatu bot dan jas hujan warna hitam di tengah hari bolong saat kerbau cabul berkubang tanpa busana tanpa dosa? Atau jadi pemain catur handal di sebuah radio swasta yang di dengarkan jutaan pendengar? (naha da maen catur mah asa teu ngesang nya??tegang paling ge!). Otak kita menstimulasi syaraf-syaraf yang bekerja saat kita tidur. Dan yah, itu juga efek yang saya terima atas stimulant dari otak ke seluruh tubuh saya. Hampir sepertiga bahkan lebih dari kehidupan manusia pada umumnya dihabiskan untuk tidur. Jika usia rata-rata manusia 60 tahun, maka selama 20 tahun diisi dengan tidur. Waktu yang tidak sedikit bukan? Namun dengan tidur, tidak berarti manusia melewati masa sia-sia karena tidur menjaga metabolisme tubuh agar tetap stabil. Menurut hasil penelitian, setelah 72 jam tidak tidur, akan menyebabkan gangguan psikotik. Dengan tidur pula, kita dapat mengakses dunia yang memperantarai dua alam (fenomena dan abstrak) melalui mimpi. Mimpi juga memiliki manfaat, pertama; sebagai pemenuhan keinginan terlarang (Freud) misalnya: menonjok jidat pejabat negara yang kita benci tanpa dipidanakan, dan jika beruntung, kita dapat “berhubungan seksual” dengan artis idola dunia yang cantik atau ganteng. Kedua; sebagai sumber ilmu maupun risalah kenabian (Ibn Arabi). Menurut Freud, mimpi adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Baginya, mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginan yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga. Jika Freud seringkali mengidentifikasi mimpi sebagai hambatan aktivitas mental tak sadar dalam mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan individu, beriringan dengan tindakan psikis yang salah, selip bicara (keprucut), maupun lelucon, maka Ibn Arabi mengidentifikasinya sebagai bagian dari imajinasi…halah serius gini yah??
Mimpi merupakan proses pikiran yang terjadi sebagai aktivitas pikiran. Peristiwa mimpi erat hubungannya dengan peristiwa tidur, dan peristiwa tidur ini dapat dianggap terdiri dari lima tahap:
  • Tahap mengantuk
  • Tahap tidur ringan (tidur ayam)
  • Tahap tidur lelap (pulas)
  • Tahap tidur ringan (tidur ayam)
  • Tahap bangun tidur.
Arti dan penyebab mimpi ada enam macam, tiga di antara yang pertama ialah angin, air empedu dan lendir/dahak. Yang keempat adalah campur tangan kekuatan gaib; yang kelima ialah bangkitnya pengalaman-pengalaman lampau, dan yang keenam adalah pengaruh peristiwa-peristiwa yang akan terjadi (akan datang). Dijelaskan pula bahwa mimpi hanya terjadi pada tahap ‘tidur ringan’, yang disebut sebagai ‘mirip tidurnya kera’. Di antara keenam penyebab mimpi. Wah,,teman-teman,,masih banyak sekali sebenarnya tapi dicukupkan sampai disini dulu yah,,bisi males bacanya kalo kebanyakan!

No comments:

Post a Comment