If
there were dreams to sell,
What
would you buy?
Some
cost a passing bell;
Some
a light sigh,
That
shakes from Life’s fresh crown
Only
a rose-leaf down.
If
there were dreams to sell,
Merry
and sad to tell,
And
the crier rung the bell,
What
would you buy?
(Dream-Pedlary)
Kenapa notes
saya itu diawali oleh sebuah judul yang rada gothic dan kemudian serangkaian
puisi jadul? (jawaban anda mungkin: “nya teuing atuh? note-note maneh, naha
nanya ka urang??”), dan memang rada tidak berkaitan. Tapi, mari kita renungkan
beberapa hari…silahkan!
Yah, jika terlalu
lama, sudahlah, mari kita diskusikan. Saya akan mulai notes ini dengan sebuah
tema dasar, yaitu: MIMPI.
Cerita dulu
sebentar, itung-itung prologue lah. Sebenarnya ini kisah pribadi yang malam sebelumnya
telah bermimpi sangat absurd, hambar, to be kontinyu tapi over all, rame.
Menemukan seonggok wanita di pinggiran kali berair keruh dengan dengan property
sebuah perahu tanpa awak berpalka biru langit, dengan lambung agak lebar seukuran kandang tapir bunting di luar
nikah yang terlalu besar namun akan kekecilan untuk ukuran kandang gajah yang
tengah puber dan sering di tolak gajah betina. Hamparan eceng gondok di
tepiannya sampai hamper ke tengah kali, hijau mirip salah satu sisi bagian
kasar spon buat nyuci piring. Miris kalau dideskripsikan, saking luas dan
disulpatilaminasasionaitikum (sumpah, ini kata bikinan sendiri, ga tau artinya
apa,, anggap lah artinya: absurd). Diperkirakan setting mimpi itu mungkin di
daerah Ciledeh Kehed atau sekitaran Ujungtarang lah, namun dengan bujur lintang
dan koordinat yang melenceng beberapa derajat dari cakrawala, ya katakanlah
begitu. Dia duduk bersilang kaki, berbaju cokelat muda dengan motif bunga(-bunga)-----owh
iya, sedikit intermezzo, menurut acuan internasional tentang warna, dijelaskan
bahwa: Brown means Stability,
masculinity, reliability, comfort, endurance, simplicity, friendship. International
significance in Colombia, brown means discourages sales; while in India
means the color of mourning. In another
International significance such as in Korea, brown (pastels) means
trust-----dan
blue jeans warna hitam (kenapa?? Ada yang aneh?? koq jadi kerung gitu
membacanya??), saya tidak memperhatikan sepatunya, tapi ya oke lah, anggap saja
dia memakai Prada warna merah dan tas LV kulit bertali motif rantai seperti
emas ternganga di sebelahnya. Dia duduk di posisi agak miring ke kanan, dengan
rambut sebahu tertiup angin, tahi lalat mempermanisnya di bibir kiri, sehingga menghasilkan
senyum yang juga manis. Wanita tak berpapan nama itu cuma senyum-senyum aja
dalam scene tersebut, tanpa stunt-woman, asli itu mah dia, yakin dan pasti.
Saya pernah bertemu dengan wajah oval tersebut, saya tahu namanya, tahu
wajahnya dalam versi lain tanpa rambut, entah dimana, di facebook mungkin, dan
saya tidak berani mengatakan namanya, ini pembunuhan karakter namanya, it’s
character assassination!!!! Mimpi itu terasa nyata sekali, hampir tidak bisa
dibedakan antara mimpi dan bukan mimpi (saya sengaja tidak memakai binary tapi
gradasi, dengan alasan tertentu). Mimpi itu bertindak dengan caranya sendiri,
mempermainkan syaraf tak-sadar kita untuk melakukan hal di luar kewajaran. Dan
dengan caranya sendiri, mimpi itu menguap pun asik dan menarik. Dia berdiri dan
menghilang ditelan kabut, entah kemana. Tidak ada pesan sedikit pun, entah itu enkripsi
nomer hape ataupun secarik kertas (dengan analogi huruf-huruf ceker ayampun,
tidak ada, pemirsa). Saya terbangun, terheran-heran, mengingat-ngingat
sebentar, kemudian tidur lagi karena masih jam 5 pagi (mengingat alarm di Hape
saya berdering pukul 05.15, masih ada 15 menit untuk menuntaskan mimpi tadi,
jika mungkin. Mari kita nominalkan 15 menit di atas merunut pada kalkulasi
billing di warnet dengan tariff per-jam Rp.3,000; maka 15 menit saya itu
berharga Rp. 750!lumayan bukan? dan tidak penting bukan? terima kasih kembali).
Baru pada siang harinya saya ingat akan sosok itu. Yah, itu dia, dia,,tak salah
lagi. Terima kasih telah datang di mimpi saya, semoga kapan-kapan dipertemukan
dengan cara-Nya yang akan kita anggap “kebetulan belaka” padahal bukan, bisa
jadi itu jodoh?!tapi untuk sementara, di mimpi pun menyenangkan meski tanpa
dialog seperti film Charlie Chaplin.
Pernahkah anda bermimpi dikejar setan? Dikejar orang gila? Atau mungkin
dikejar rentenir? Kadang saat bangun, kita butuh air minum karena haus bukan
kepalang atau minuman pengganti ion tubuh, ah sayangnya saya ga di sponsori
produk itu, jadi ga bisa nyebutin merknya, padahal kalau saja di endorse Pocari
Sweat (ehhh,,!). Pernahkah anda merasa cape, pegel, dan basah saat bangun
tidur? (dalam bahasa Belanda-nya: ngesang sa awak-awak). Karena mimpi jadi
atlet lari marathon 42 kilometer PP dengan sepatu bot dan jas hujan warna hitam
di tengah hari bolong saat kerbau cabul berkubang tanpa busana tanpa dosa? Atau
jadi pemain catur handal di sebuah radio swasta yang di dengarkan jutaan
pendengar? (naha da maen catur mah asa teu ngesang nya??tegang paling ge!). Otak
kita menstimulasi syaraf-syaraf yang bekerja saat kita tidur. Dan yah, itu juga
efek yang saya terima atas stimulant dari otak ke seluruh tubuh saya. Hampir sepertiga bahkan lebih dari kehidupan manusia pada umumnya
dihabiskan untuk tidur. Jika usia rata-rata manusia 60 tahun, maka selama 20
tahun diisi dengan tidur. Waktu yang tidak sedikit bukan? Namun dengan tidur,
tidak berarti manusia melewati masa sia-sia karena tidur menjaga metabolisme
tubuh agar tetap stabil. Menurut hasil penelitian, setelah 72 jam tidak tidur,
akan menyebabkan gangguan psikotik. Dengan tidur pula, kita dapat mengakses
dunia yang memperantarai dua alam (fenomena dan abstrak) melalui mimpi. Mimpi
juga memiliki manfaat, pertama; sebagai pemenuhan keinginan terlarang (Freud)
misalnya: menonjok jidat pejabat negara yang kita benci tanpa dipidanakan, dan
jika beruntung, kita dapat “berhubungan seksual” dengan artis idola dunia yang
cantik atau ganteng. Kedua; sebagai sumber ilmu maupun risalah kenabian (Ibn
Arabi). Menurut Freud, mimpi adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur.
Baginya, mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari
keinginan-keinginan yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga. Jika
Freud seringkali mengidentifikasi mimpi sebagai hambatan aktivitas mental tak
sadar dalam mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan individu, beriringan dengan
tindakan psikis yang salah, selip bicara (keprucut), maupun lelucon, maka Ibn
Arabi mengidentifikasinya sebagai bagian dari imajinasi…halah serius gini yah??
Mimpi merupakan proses
pikiran yang terjadi sebagai aktivitas pikiran. Peristiwa mimpi erat hubungannya
dengan peristiwa tidur, dan peristiwa tidur ini dapat dianggap terdiri dari
lima tahap:
- Tahap mengantuk
- Tahap tidur ringan (tidur ayam)
- Tahap tidur lelap (pulas)
- Tahap tidur ringan (tidur ayam)
- Tahap bangun tidur.
Arti dan penyebab mimpi ada
enam macam, tiga di antara yang pertama ialah angin, air empedu dan
lendir/dahak. Yang keempat adalah campur tangan kekuatan gaib; yang kelima
ialah bangkitnya pengalaman-pengalaman lampau, dan yang keenam adalah pengaruh
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi (akan datang). Dijelaskan pula bahwa
mimpi hanya terjadi pada tahap ‘tidur ringan’, yang disebut sebagai ‘mirip
tidurnya kera’. Di antara keenam penyebab mimpi. Wah,,teman-teman,,masih banyak
sekali sebenarnya tapi dicukupkan sampai disini dulu yah,,bisi males bacanya
kalo kebanyakan!
No comments:
Post a Comment